Iklan, Jualan Atau Hipnotis?

Anda tahu hipnotis? menurut Wikipedia, Hipnosis adalah suatu kondisi mental (menurut state theory) atau diberlakukannya peran imajinatif (menurut non-state theory). Orang yang melakukan proses hipnosis (memberikan sugesti) terhadap subjek disebut hipnotis (bahasa inggris:hypnotist). Hipnosis biasanya disebabkan oleh prosedur yang dikenal sebagai induksi hipnosis, yang umumnya terdiri dari rangkaian panjang instruksi awal dan sugesti. Sugesti hipnosis dapat disampaikan oleh seorang hipnotis di hadapan subjek, atau mungkin dilakukan sendiri oleh subjek (Self-hipnosis). Penggunaan hipnosis untuk terapi disebut hipnoterapi, sedangkan penggunaannya sebagai bentuk hiburan bagi penonton dikenal sebagai Stage hipnosis.

Nah, apa hubungannya dengan iklan? Ada! Sejak lama saya sudah memperhatikan karakter iklan roda dua di Indonesia. Dan sejak saya bergabung di milis RSA, saya semakin sadar, bahwa sebagian dari iklan iklan itu telah menghipnotis dan memasuki alam bawah sadar masyarakat kita dan akhirnya menjadi mindset. Yang ujung-ujungnya terwujud dalam prilaku berkendara.

Coba perhatikan ini :

Yamaha Jupiter MX memperlihatkan kekuatan mesin dan kencangnya motor tersebut dalam iklannya. Bayangkan, bagaimana seorang pembalap dunia bisa ngebut di jalanan kampung. Memang saya mengakui, Yamaha Jupiter MX di bekali dengan mesin yang tidak main-main. Tapi apa harus ngebut? di jalanan kampung pula!

atau coba lihat ini :

Atau ini :

Perhatikan, sebuah motor bebek selap selip di jalan raya dengan kecepatan cukup tinggi. Jelas ini perilaku ALAY!

Tak hanya di televisi :

Dok. Lucky J Subiakto - RSA Indonesia

Sekilas, semua itu tampak hanya seperti angin lalu. Hanya sebuah iklan dengan durasi 15 atau 30 detik. Namun iklan iklan ini terus di ulang-ulang sehingga tanpa disadari sudah tembus ke alam bawah sadar penontonnya. Bukan hanya untuk membeli produk tersebut. Tapi juga prilaku dalam iklan tersebut.

Tak hanya di telivisi, propaganda mindset ini tetap dilakukan juga di luar televisi. Seperti twit dari Yamaha dengan kalimat “ngebut boleh, asal safety”. Ha? Ngebut yang bagaimana? menurut saya, ngebut diartikan memacu kendaraan di luar batas kecepatan normal dan tidak pada tempatnya.

Pengaruh iklan-iklan ini secara tidak langsung akhirnya juga berdampak pada mindset pengendara kita. Lihat saja dijalanan, dan juga pengalaman yang dialami istri saya. Mereka seolah terhipnotis untuk melakukan apa yang ditanyangkan oleh iklan.

Kapan iklan iklan ini akan dewasa. Menampilkan iklan yang menjual namun mendidik. Karena hari ini, tingkat ketidak disiplinan berkendara di Indonesia sudah dalam status stadium 3. Parah!

Tapi belum ada satupun yang bikin iklan seperti ini :

Silahkan berpendapat. (*)

12 thoughts on “Iklan, Jualan Atau Hipnotis?

  1. namanya jga iklan! Brart yg buat iklan brasil bgt tuch! Hehehe
    salh1 tujuan iklan adl mempengaruhi org agar membli produknya.
    Tp emang kbnyakn ampe merasuk k alam bwh sadar sich!? Cba hal ini d imbangi dg iklan safety riding dr yg terkait, past akan terjd counter attack trhdp pola pikir kta.
    Smkn sering d tayangkn smkn bgus.
    So, hrus ad yg mengimbangi iklan2 tsb!

  2. xiixiixii
    gak au om…mungkin gara2 orang indonesia pada suka ngebut mungkin om…
    jd lagunya nenek moyangku seorang pembalap,,, 😀
    gila lagi iklannya satria fu om….ngalahin kereta express!!!!

  3. setuju gan…iklan tipi pada menyesatkan,…ukuran orang beli motor bukan karena kebutuhan untuk mendukung aktipitas, akibatnya pada saat memilih yang selalu dijadikan ukuran adalah apa atau mana yang paling cepat (ngebut)… jangan lupa pepatah moyang kita “ngebut benjut”. akhirnya para biker dijalanan saling berebut untuk ngebut dan saling selip….;-(

  4. Ping balik: Jika Konflik Dijadikan Bahan Jualan, Apakah Ini Disebut Pembodohan? | MotorBirunya Igfar

Tinggalkan Balasan ke Igfar Pramarizki Batalkan balasan