4 Sifat Dasar Pelanggar Aturan Lalin

Semakin hari saya semakin muak melihat pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna jalan. Dan keadaan ini semain diperparah dengan Undang-Undang lalu lintas yang seolah tak bertaring.

Pelanggaran lalu lintas seolah sudah menjadi mindset sebagian besar pengguna jalan di Republik ini. Berdasar hal itu pula, dan atas pengalaman saya berkendara, saya mencoba membaginya dalam beberapa sifat dasar pelanggar lalu-lintas.

1. Malas

Pelanggar dengan sifat dasar seperti ini adalah yang paling banyak saya lihat. Mereka cenderung malas mengikuti rules yang ada di jalanan. Atau malas untuk membuat sebuah keputusan yang setidaknya akan memperpanjang waktu tempuhnya. Contohnya, pengendara yang malas meminggirkan motornya untung menjawab panggilan ponsel. Atau, pengendara yang malas melintasi jalur memutar yang memang adalah jalur yang semestinya. Karena rasa malas itu, mereka berani mempertaruhkan nyawanya dengan melawan arah.

Foto : Joan Aviantara

Contoh lainnya adalah, malas nge-rem. Sering kita lihat, pengendara yang terkadang malah membejek gas ketika ada mobil/motor yang akan masuk jalur atau orang menyebrang. Padahal dikejauhan, Ia jelas-jelas sudah melihat adanya kendaraan lain atau penyebrang jalan tersebut.

2. Tidak Peduli

Ini salah satu sikap teburuk. Sikap yang bisa menyengsarakan orang lain. Pengendara seperti ini hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa melihat kepentingan orang lain. Dan yang terparah adalah bahwa pengendara seperti ini tidak berfikir bahwa tindakannya bisa membunuh orang lain

Contohnya, pengendara yang tidak peduli dengan pengguna jalan lain ketika dia asik mengobrol dengan pengendara lain di jalan raya, biasanya pengendara motor. Atau pengendara yang tidak peduli dengan pengendara lain ketika ia memarkir kendaraannya sembarangan.

Ada juga Supir angkot yang tidak peduli dengan pengguna jalan lain ketika ia ngetem sembarangan sehingga memacetkan lalu litas. Bahkan ada yang tidak peduli apabila orang bisa celaka karena prilakunya. Yaitu menerobos lampu merah. Dan juga tidak sedikit orang yang tidak peduli dengan aturan yang sudah diberlakukan. Semisal UU No. 22 Tahun 2009.

3. Tidak sabar

Ini hampir mirip dengan sifat malas namun agak berbeda. Coba lihat, mereka yang tidak sabar menunggu lampu merah, dengan nekat akan menerobos. Atau mereka yang tidak sabar mengantri di kemacetan, pasti akan memotong antrian yang akhirnya malah menambah kemacetan dengan prilaku tidak sabarnya.

Prilaku tidak sabar ini tak jarang malah menambah kesemerawutan ketika jalan raya dalam keadaan macet. Prilaku ‘maling’ seperti menerobos lampu merah, melintas di trotoar, menggunting antrian. Tak hanya pengendara motor dan mobil, jenis pelanggaran ini juga banyak di temukan pada supir-supir angkutan umum.

4. Tidak Tahu

Bikers seperti ini juga banyak berkeliaran dijalan raya. Entah karena kurangnya informasi atau mereka yang tidak mau mencari informasi. Namun hal seperti ini didasari karena kurangnya sosialisasi tentang keamanan berkendara oleh aparat terkait yang seharusnya diberi saat bikers tersebut akan mengambil SIM.

Ada bikers yang tidak tahu tentang aturan berhenti dibelakang garis putih. Atau yang sering saya alami, banyak bikers yang belum tahu tentang aturan menyalakan lampu disiang hari. What? Ya.. Sering sekali saya di beri tahu orang ketika berkendara bahwa lampu motor saya menyala. Lainnya, masih banyak orang yang masih belum tahu tentang UU No.22 2009 sampai denda atau sangsi pelanggaran lalu lintas. Malah ada juga yang tidak tahu baik buruknya berkendara tanpa helm.

Bikers seperti ini mesti diarahkan dengan benar, jangan sampai dia terpengaruh budaya-budaya lalu-lintas yang negatif.

Kalau dibahas satu persatu, 3 sifat dasar tersebut diatas bisa disinggungkan satu sama lain. Semisal, melawan arah, selain menjadi contoh kemalasan, bisa juga menjadi contoh ketidakpedulian. Namun, menurut saya, semua pelanggaran lalu lintas jika dibahas satu persatu akan kembali ke 3 sifat dasar tersebut diatas.

Misalnya, pelanggaran dengan tidak menggunakan helm. Alasan apa yang membuat dia tidak menggunakan helm. Sebut saja, karena tujuan perjalanannya dekat. Penjabarannya, bisa saja Ia malas menggunakan helm, atau tidak peduli dengan aturan yang ada tentang penggunaan helm. Yang terparah adalah dia tidak peduli dengan keselamatan dirinya.

Adakah anda masuk ke 3 golongan diatas? Tanya pada diri anda sendiri. (*)

Baca juga : Pelanggaran Lalu Lintas, Simbol Keterpurukan Moral

3 thoughts on “4 Sifat Dasar Pelanggar Aturan Lalin

  1. Yup,,betul itu…
    bisa dibilang 70% pengguna jalan di indonesia itu apatis,,ga peka sama lingkungan sekitar..
    apalagi sopir2 mobil yang fotonya paling bawah itu…

Tinggalkan komentar